Sabtu, 07 September 2019

Self Eficacy

Salam, 

Pembaca yang budiman, kali ini Tim TPD Islamic Green School menemukan istilah unik saat mengulas 10 teknik belajar efektif, Self Eficacy. Berdasarkan beberapa jurnal penelitian dan ulasan di beberapa laman online, berikut tim penulis ringkaskan untuk memahami konsep dasar Self eficacy. 
 
Eficacy secara bahasa berarti manjur atau meyakinkan.  

Self eficacy atau kecakapan diri merupakan kemampuan mempersepsikan secara kognitif terhadap kemampuan yang dimiliki memunculkan keyakinan atau kemantapan diri yang akan digunakan sebagai landasan bagi individu untuk berusaha semaksimal mungkin mencapai target yang telah ditetapkan.

Konsep self efficacy sebenarnya adalah inti dari teori sosialcognitive yang dikemukakan Albert Bandura yang menekankan peran belajar observasional, pengalaman sosial, dan determinisme timbal balik dalam pengembangan kepribadian.

 Bandura (1997) mengatakan bahwa self efficacy pada dasarnya adalah hasil dari proses kognitif berupa keputusan, keyakinan , atau pengharapan tentang sejauh mana individu memperkirakan kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas atau tindakan tertentu yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. 

 Menurutnya, self efficacy tidak berkaitan dengan kecakapan yang dimiliki seberapapun besarnya.Self efficacy menekankan pada komponen keyakinan diri yang dimiliki seseorang dalam menghadapi situasi yang akan datang yang mengandung kekaburan, tidak dapat diramalkan, dan sering penuh dengan tekanan. Meskipun self efficacy memiliki suatu pengaruh sebab musabab yang besar pada tindakan kita, efikasi bukan satu-satunya penentu tindakan. Self efficacy berkombinasi dengan lingkungan, perilaku sebelumnya, dan variabel-variabel personal lain, terutama harapan terhadap hasil untuk menghasilkan perilaku. Self efficacy akan mempengaruhi beberapa aspek dari kognisi dan perilaku seseorang. [1]

Self Efficacy menurut Santrock (2007)  adalah kepercayaan seseorang atas kemampuannya dalam menguasai situasi dan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan.

Niu (2010) menyebut self efficacy adalah hasil interaksi antara lingkungan eksternal, mekanisme penyesuaian diri serta kemampuan personal, pengalaman dan pendidikan.

Stipek (2001, dalam Santrock, 2007) menjelaskan bahwa self efficacy adalah kepercayaan seeorang atas kemampuannya sendiri. [2]

Jadi bisa dibilang self efficacy adalah keyakinan seseorang mengenai sejauh mana ia mampu mengerjakan tugas, mencapai tujuan, dan merencanakan tindakan untuk mencapai suatu goal.
 

Jadi, apa sih pembentuk self efficacy?

Menurut Bandura, ada empat penyebab kenapa seseorang bisa punya self efficacy tinggi atau rendah. Empat hal itu adalah pengalaman yang menetap, pengalaman yang dirasakan sendiri, bujukan sosial, dan keadaan psikologis. Kita bahas satu persatu secara ringan yes.

a. Pengalaman yang menetap.

Peristiwa di masa lalu dapat menentukan self efficacy seseorang.
Keberhasilan, motivasi yang didapat dari lingkungan dan besarnya usaha yang kita lakukan di masa lalu mempengaruhi pengalaman masa lalu ini.
Misalnya; sewaktu kecil hampir semua anak TK distimulus untuk belajar mewarnai untuk mengasah sensori harmoninya. Ada anak yang akan mendapat motivasi baik dari guru maupun orangtua untuk mengikutsertakannya pada lomba2 mewarnai. Dengan upaya-upaya latihan yang tepat si anak akhirnya mengikuti suatu lomba dan mendapat juara harapan dan apresiasi penghargaannya diberikan di atas panggung. Nah pengalaman ini akan memberi pengalaman kepada si anak bahwa dia mampu mengikuti lomba-lomba mewarnai seperti itu berikutnya. Jika orangtua dan lingkungan sekitar konsisten untuk mengasah bakat si anak, maka bukan mustahil si anak memiliki kecakapan diri dalam bidang-bidang art atau seni di kemudian hari. Dan tidak mustahil juga jika upaya yang tidak seberapa di masa lalu ternyata memberi hasil kesuksesan diluar harapan, itupun akan mampu meningkatkan self eficacy seseorang.

b. Pengalaman yang dirasakan sendiri.Menyadari perasaan bahwa jika orang lain mampu berhasi, maka kita juga mampu berhasil. Fokus pada keberhasilan dan bukan pada ketidakbisaan. Mencari cara agar mampu berhasil akan mempengaruhi self eficay seseorang. Jadi, self efficacy bisa dipengaruhi dengan perbandingan antara diri sendiri dan dengan orang lain.

c. Pendapat orang lain
"Beradalah pada lingkungan yang dapat menghargai dirimu", ada nasehat lama berkata demikian.
Jika kita terus sibuk memikirkan pendapat orang lain tanpa menyaringnya maka bisa jadi kita terpengaruh untuk tidak fokus pada kesuksesan dalam mencapai target. Menjadi berani memperkirakan dan melampaui resiko-resiko atau konsekuensi yang akan dihadapi serta pengalaman yang berulang-ulang untuk tidak mudah menyerah akan menguatkan self eficacy seseorang. Secara umum, menurunkan self efficacy lebih gampang dibanding meningkatkannya. Karena itu, sebagai muslim jangan pernah lupa untuk tetap tawakal kepada sang Pencipta agar kita dapat menempatkan keharmonisan diri dimanapun kita berada.

d. Keadaan psikologis.

Kesehatan fisik dan mood seseorang atau kondisi psikologis bisa mempengaruhi self efficacy. 
Kita akan lebih mamp menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan jika mood mendukung untuk menyelesaikannya. Misal saat skripsi, seorang mahasiswa baru saja putus pacar atau batal tunangan, maka fokus terhadap penyelesaian skripsi menjadi terbuyarkan. 

Bagaiman seseorang disebut memiliki self efficacy tinggi?

Ketika dia tahu sejauh mana kemampuannya dalam mengerjakan tugas.
seseorang dikatakan punya self efficacy tinggi kalo dia tahu kelebihan dan kekurangannya dalam suatu tugas.
jadi seseorang dengan self efficacy tinggi tidak cuma pede, tapi dia juga mawas diri.
dia juga merencanakan suatu tindakan untuk menutupi kekurangannya, supaya mendapatkan target yang sudah dia tentukan.
Self efficacy ini penting sekali dimiliki, karena ia berkaitan dengan ketekunan dan pengembangan diri.

Bayangkan seorang pemain gitar, berniat melatih skill tanpa adanya mentor. Ketika self efficacynya tinggi dan rajin mencari refrensi, maka ia akan sadar sudah sejauh mana skillny, progress yang dilaluinya dan kelemahan-kelamahan yang dimiliki. Dengan begitu, akan mudah mengetahui apa saja  yang masih dapat dikembangkan, dan bagian mana kekurangan yang harus ditutupi. Orang dengan self efficacy tinggi dapat menilai dan memberi evaluasi pada dirinya sendiri. Hal ini akan mudah dlakukan, karena dia memang merasa sanggup. Ini membuat dia menjadi tidak cepat puas dan selalu ingin lebih. [3]


Adakah manfaat dari pengetahuan tentang self eficacy terhadap kesuksesan atau ketuntasan tugas seseorang/ siswa/ organisasi?

Yukk untuk paham lebih jauh silhakan menyimak video berikut ini
https://www.youtube.com/watch?v=OFsBNqmclZM

Sumber: dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar