Selasa, 17 September 2019

Tingkat kesulitan soal (C1, C2, C3, C4, C5, C6)



Salam,

Minggu PTS sudah dimulai. Semua guru bergegas merapikan berkas buku kerjanya. Soal tidak boleh sembarang soal. Lembar ujian tulis yang dipersiapkan guru dalam PTS harus berdasarkan sebuah format Kisi- kisi PTS agar pertanyaan-pertanyaan yang dibuat sesuai dengan RPP pembelajaran.

Berikut ini tim TPD Islamic Green School menemukan sebuah tulisan hebat tentang deskripsi tingkat kesulitan soal berdasarkan taxonomy blooms. Silakan disimak yaa sahabat guru....


DESKRIPSI TINGKAT KESULITAN SOAL ( C1, C2, C3, C4, C5, C6)

Belajar pada hakekatnya merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan individu untuk memebuhi kebutuhannya. Setiap kegiatan belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan pada diri sendiri yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Istilah prestasi menurut Winkel dalam Nirsam (2005:20), diartikan sebagai bukti keberhasilan yang dicapai dari kegiatan yang telah dikerjakan. Usman menjelaskan dalam Nirsam (2005:20) bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai siswa yang dilakukan melalui tes prestasi belajar, yang bertujuan untuk megetahui gambaran tentang daya serap siswa, untuk menentukan tingkat prestasi belajar siswa terhadap suatu bahasan. Berdasarkan taksonomi, tujuan pendidikan yang dikembangkan oleh Benjamin S. Bloom dalam Nirsam (2005:21) meliputi kognitif, afektif dan psikomotik. Dalam penelitian ini ranah yang diamati adalah ranah kognitif. Kemampuan kognitif adalah kemampuan yang berkaitan dengan penalaran yang meliputi enam aspek, yaitu (C1) pengetahuan, (C2) pemahaman, (C3) aplikasi, (C4) analisis, (C5) sintesis dan (C6) evaluasi.
Pengetahuan atau knowledge (C1)
Pengetahuan mencakup kemampuan mengenali, mengetahui dan mengingat hal-hal yang telah dipelajari dan tesimpan dalam ingatan. Pengetahuan berkenaan dengan fakta atau istilah-istilah, peristiwa, pengertian, kaidah, teori dan metode.
Pemahaman atau comprehensioan (C2)
Pemahaman mencakup kemampuan untuk menyerap pengertian dari hal-hal yang telah dipelajari. Pada jenjang ini siswa dituntut untuk mengerti dan memahami konsep yang dipelajari.
Kemapuan memahami terdiri dari 3 tingkatan, yaitu:
  • Menterjemahkan adalah kemampuan merubah konsepsi abstrak menjadi suatu model simbolik untuk mempermudah orang memahaminya.
  • Mengintepretasikan adalah kemampuan mengenal dan memahami ide utama suatu komunikasi, seperti gambar-gambar, diagram, tabel, dan grafik
  • Mengeksplorasi adalah kemampuan menafsirkan, menarik kesimpulanberdasarkan hasil terjemahan dan interpretasi.
Penerapan atau aplication (C3)
Penerapan merupakan kemampuan menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam kegiatan pembelajra untuk menghadapi situasi baru yang ada dalam kehidupan sehari-hari
Analisis atau analysis (C4)
Analisis merupakan upaya memisahkan suatu kesatuan mejadi komponen-komponen/unsur-unsur bagian, sehingga jelas hierarkinya/eksplisit unsur-unsurnya, meliputi unsur-unsur, analisis hubungan dan analisis prinsip yang terorganisi.
Sintesis atau syntesis atau Create (C5)
Sintesis adalah kemampuan menyatukan unsur-unsur atau bagian menjadi satu kesatuan yang menyeluruh. Sintesis selalu menyatukan unsur-unsur baru, sehingga menyatukan unsur-unsur dari hasil analisis tidak dapat disebut sinteis
Evaluasi atau evaluation (C6)
Evaluasi merupakan kemampuan memberi keputusan tentang nilai sesuatu yang ditetapkan dengan sudut pandang tertentu, misalnya sudut pandang tujuan, metode dan materi.
*******
Penelitian ini hanya menggunakan evaluasi ranah kognitif dengan aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi dan analisis. Jadi, pengertian prestasi belajar dalam penelitian ini adalah suatu hasil belajar yang telah dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar biologi dengan menggunakan model pembelajaran TGT, yang meliputi kemampuan kognitif pada jenajang penetahuan (C1) sampai analisis (C4) yang dinyatakan dalam bentuk skor.
Prestasi belajar biologi adalah hasil yang telah dicapai siswa setelah melakukan usaha (belajar), atau dapat diartikan sebagai hasil belajar biologi yang dinyatakan dalam nilai setelah siswa mengikuti pelajaran biologi.
Aspek pengetahuan merupakan kemampuan berfikir yang mana mampu melihat dan menghafal apa yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar diharapkan siswa dapat menyerap sejumlah informasi tertentu dan keadaan tingkah laku yang diharapkan dalam menginagat informasi tersebut.
Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makana dan arti dlam bahan yang dipelajari, pada aspek ini siswa dapat menguraikan ini pokok bacaan. Dlam pemahaman ini memiliki tingkat yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan pengetahuan.
Menurut sistematika Gagne (dalam winkel, 1987:318) kemampuan-kemampuan digolongkan atas kemampuan dalam hal informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, keterampilan motorik dan sikap kemampuan itu dihasilkan karerna usaha belajar nemun menciptakan kemampuan internal yang harus dinyatakan dan di buktikan dalam suatu prestasi. Prestasi belajar yang dicapai siswa berdasarkan kemampuan internal yang diperoleh.
Aspek aplikasi merupakan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam proses belajar mengajar untuk menghadapi situasi baru yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Pada tingkatan ini dapat diukur kemampuan menggunakan konsep, prinsip, teori dan metode untuk menghadapi masalah-masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Asperk analisis mencakup kemampuan siswa untuk merinsi suatu kesatuan dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat difahami dengan baik. Pada aspek ini siswa dapat menganalisis bagian-bagian dasar yang menghubungkan antara bagian-baigan tersebut. Analisis mencakup pemahaman dan aplikasi.
Sistesis merupakan proses pemahaman terhadap unsur-unsur yang kemudian mengkombinasikan dengan suatu cara sebagai pola yang sebelumnya tidak tampak maka akan menjadi jelas. Siswa dituntut untuk memahami konsep, prinsip, teori dan hukum sehingga memberikan pemahaman yang baru.
Evaluasi diharapkan siswa dapat mengambil keputusan dengan mempertimbangkan masalah nilai, tujuan, ide, metode penyelesaian, termasuk di dalamnya pertimbangan efektifitas dan ketepatan.
Berdasarkan uraian ditas, hasil belajar adalah prestasi belajar yang menyangkut ranah kognitif, keterampilan motorik dan sikap yang meliputi aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi, sintesis, evaluasi dan prestasi belajar. Ranah kognitif tersebut dapat dilihat dari hasil tes siswa pada mata pelajaran biologi dengan pokok bahasan tertentu.
Berikut tabel acuan kata kerja kognitif yang digunakan dalam pembuatan RPP maupun kisi-kisi soal dan penilaian harian.

Pengetahuan (Cl)
Pemahaman (C2)
Penerapan (C3)
Analisis (C4)
Sintesis (C5)
Penilaian (C6)
Mengutip
Memperkirakan
Menugaskan
Menganalisis
Mengabstraksi
Membandingkan
Menyebutkan
Menjelaskan
Mengurutkan
Mengaudit
Mengatur
Menyimpulkan
Menelusuri
Mengkategorikan
Menentukan
Memecahkan
Menganimasi
Menilai
Menggambar
Mencirikan
Menerapkan
Menegaskan
Mengumpulkan
Mengarahkan
Membilang
Merinci
Menyesuaikan
Mendeteksi
Mengkategorikan
Mengkritik
Mengidentiflkasi
Mengasosiasikan
Mengkalkulasi
Mendiagnosis
Mengkode
Menimbang
Mendaftar
Membandingkan
Memodifikasi
Menyeleksi
Mengkombinasikan
Memutuskan
Menunjukkan
Menghitung
Mengklasifikasi
Memerinci
Menyusun
Memisahkan
Memberi label
Mengkontrasikan
Menghitung
Menominasikan
Mengarang
Memprediksi
Memberi indek
Mengubah
Membangun
Mendiagramkan
Membangun
Memperjelas
Memasangkan
Mempertahankan
Mengurutkan
Mengkorelasikan
Menanggulangi
Menugaskan
Menamai
Menguraikan
Membiasakan
Merasionalkan
Menghubungkan
Menafsirkan
Menandai
Menjalin
Mencegah
Menguji
Menciptakan
Mempertahankan
Membaca
Membedakan
Menentukan
Mencerahkan
Mengkreasikan
Memerinci
Menyadap
Mendiskusikan
Menggambarkan
Menjelajah
Mengoreksi
Mengukur
Menghafal
Menggali
Menggunakan
Membagankan
Merancang
Merangkum
Menulis
Mencontohkan
Menilai
Menyimpulkan
Merencanakan
Membuktikan
Mencatat
Menerangkan
Melatih
Menemukan
Mendikte
Memvalidasi
Mengulang
Mengemukakan
Menggali
Menelaah
Meningkatkan
Mengetes
Mereproduksi
Mempolakan
Mengemukakan
Memaksimalkan
Memperjelas
Mendukung
Meninjau
Memperluas
Mengadaptasi
Memerintahkan
Memfasilitasi
Memilih
Memilih
Menyimpulkan
Menyelidiki
Mengedit
Membentuk
Memproyeksikan
Menyatakan
Meramalkan
Mengoperasikan
Mengaitkan
Merumuskan

Mempelajari
Merangkum
Mempersoalkan
Memilih
Menggeneralisasi

Mentabulasi
Menjabarkan
Mengkonsepkan
Mengukur
Menggabungkan

Memberi kode

Melaksanakan
Melatih
Memadukan


Meramalkan
Mentransfer
Membatasi


Memproduksi

Mereparasi



Memproses

Menampilkan


Mengaitkan

Menyiapkan



Mensuimulasikan

Memproduksi



Memecahkan

Merangkum



Mel.akukan

Merekonstruksi



Mentabulasi




Menyusun





Memproses





Meramalkan





 
Sumber tulisan ini dapat dikunjungi di sini  dan disini.

Senin, 16 September 2019

Tipe Hasil Belajar Siswa (Re-post)

Salam, Tim TPD IGS menemukan sebuah artikel menarik tentang Tipe Hasil Belajar Siswa. Yuuk disimak...
Sumber: tipe belajar
 
Hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas pembelajaran (Anni, 2004).
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, ketrampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaan dan lain-lain aspek yang ada pada indivudu (Sudjana, 2004).

Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap) serta bidang psikomotorik (kemampuan/ketrampilan bertindak atau perilaku). Ketiganya tidak berdiri sendiri tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan bahkan membentuk hubungan hirarki.
Tipe hasil belajar bidang kognitif
Hasil belajar kognitif berkenaan dengan pengetahuan yang dimiliki siswa, yang tercermin dalam segi seberapa besar tingkat kefahaman siswa terhadap materi pelajaran yang diajarkan di kelas. Tipe hasil belajar kognitif di klasifikasikan menjadi beberapa bagian yang mana akan di deskripsikan di bawah ini.
(i) Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (knowledge)
Dari sudut respon belajar siswa pengetahuan  itu perlu dihafal, diingat agar dapat dikuasai dengan baik. Tipe hasil belajar ini penting sebagai prasyarat untuk menguasai dan mempelajari tipe hasil belajar lain yang lebih tinggi. Pengetahuan hafalan merupakan kemampuan terminal (jembatan) untuk menguasai dan mempelajari tipe hasil belajar lainnya.
(ii) Tipe hasil belajar pemahaman (comprehention)
Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep. Untuk itu maka diperlukan adanya hubungan atau peraturan antara konsep dengan makna yang ada dalam konsep tersebut.
(iii) Tipe hasil belajar penerapan (aplikasi)
Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan mengabstrakkan suatu konsep ide, rumus, hukum dan situasi yang baru. Dalam aplikasi harus ada konsep, teori, hukum, rumus.
(iv) Tipe hasil belajar analisis
Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai suatu integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti atau mempunyai tingkatan hirarki. Analisis merupakan tipe hasil belajar yang kompleks yang memanfaatkan unsur tipe hasil belajar sebelumnya yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi.
(v) Tipe hasil belajar sintesis
Sistesis adalah lawan dari analisis bila pada analisis tekanan pada kesanggupan menguraikan suatu integritas menjadi bagian yang bermakana pada sintesis adalah kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu integritas.
(vi) Tipe hasil belajar evaluasi
Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judgement yang dimilikinya dan kriteria yang dipakainya. Dalam tipe hasil belajar evaluasi tekanan pada pertimbangan suatu nilai, mengenai banyak tidaknya, dengan menggunakan kriteria tertentu.
Tipe hasil belajar bidang afektif
Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti atensi/perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan lain-lain. Beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar. Tingkatan tersebut dimulai tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkatan yang kompleks.
(i) Receiving/attending
Yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah situasi, gejala. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.
(ii) Responding atau jawaban
Yaitu reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Dalam hal ini termasuk ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.
(iii) Valuing (penilaian)
Yaitu berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.
(iv) Oganisasi
Yaitu pengembangan nilai ke dalam satu sistem organisasi termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai lain dan kemantapan serta prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi dari pada sistem nilai.
(v) Karakteristik nilai atau internalisai
Yaitu keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi nilai dan karakteristiknya.
Tipe hasil belajar psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk ketrampilan dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan ketrampilan yaitu sebagai berikut:
1.    Gerakan refleks (ketrampilan pada gerakan yang tidak sadar).
2.    Ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar.
3.    Kemampuan perseptual termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif motorik  dan lain-lain.
4.    Kemampuan di bidang fisik misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan.
5.    Gerakan-gerakan skill mulai dari ketrampilan sederhana sampai pada ketrampilan yang kompleks.
6. Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti gerakan ekspresif, interpretatif.
Menurut Sudjana (2004) hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai berikut:
1.  Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. Motivasi intrinsik adalah semangat juang untuk belajar yang tumbuh dari dalam diri siswa itu sendiri.
2.    Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya
3.   Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatnya, membentuk perilaku bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan penetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.
4.    Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh.
5.   Mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan; ranah afektif atau sikap dan apresiasi; serta ranah psikomotorik, ketrampilan atau perilaku. 
6. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan  mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
Referensi:
Anni C. T., Rifa’i A., Purwanto E., Purnomo D., 2004, Psikologi Belajar, Semarang, UPT MKK UNNES
Sudjana N., 2004, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, PT. Remaja Rosdyakarya